Padang, Matakata.co – Anggota Komisi II DPRD Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) menggelar audensi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten, Kamis (17/10) di kantor dinas setempat.
Dalam hal ini, anggota DPRD Sumbar ini ingin melihat perkembangan dan kemajuan yang telah dicapai pemerintah setempat dalam usaha budidaya perikanan.
Pada pertemuan itu, Wakil Ketua Komisi II DPRD Sumbar, Ilson Cong melihat, Provinsi Banten sebagai penerimaan penghargaan dari pemerintah pusat sebagai salah satu ekspor produksi ikan terbesar secara nasional, patut menjadi contoh.
“Kita perlu belajar dari Banten dimana kemajuan pengelolaan usaha dan industri perikanan sudah jauh berkembang lebih baik dari kita. Mereka memang diuntungkan dengan tiga kawasan perairan laut, Selat Sunda, Laut Jawa dan Samudra Hindia, selain itu daerah mereka juga berdekatan dengan DKI Jakarta pusat ekspor dan Pasundan Jawa Barat,” analisa Ilson.
Namun tentunya upaya-upaya mengembangkan pengelolaan kelautan dan perikanan di Sumbar juga perlu ditingkatkan dengan segala potensi yang ada.
Dia menilai, peralatan nelayan juga belum memadai dan masih tradisional. Apalagi tak banyak yang sudah memakai peralatan modern, yang membuat hasil tangkapan masih belum meningkat.
Ilson Cong juga mengatakan nelayan di Sumbar mengalami permasalahan beberapa faktor yang menyebabkan kalangan nelayan tidak berkembang pesat, di antaranya, keterbatasan modal, keterbatasan keterampilan, tekanan dari pemilik modal, sistem perdagangan ikan yang tidak transparan, keterbatasan teknologi penangkapan, ketergantungan terhadap musim, wilayah tangkapan yang terbatas dan permainan harga jual ikan.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten, Eli Susayanti dalam kesempatan itu menyampaikan empat prioritas pembangunan Provinsi Banten Tahun 2023. Dimana Dinas Kelautan Perikanan Provinsi Banten berada pada prioritas pertama, meningkatkan pemerataan perkembangan dan kualitas pertumbuhan ekonomi.
“Produksi perikanan tangkap Provinsi Banten tahun 2023, 71.846,90 ton, produksi perikanan budidaya 113.336,63 ton dan total produksi usaha perikanan Provinsi Banten 187.309,43 ton,” paparnya.
Kemudian dia menyebutkan, capaian tersebut di atas ada kenaikan 3,25 persen dari tahun sebelumnya. Provinsi Banten juga memiliki 18 pelabuhan yang berada di Kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang dan Kabupaten Pandeglang.
Eli Susayanti juga mengatakan, peluang sektor proses bisnis perikanan tangkap, ada empat, pertama sarana docking kapal perikanan, dimana jumlah kapal perikanan di Provinsi Banten 13.282 unit dengan mayoritas 80 persen menggunakan bahan kayu sehingga rutin memerlukan perbaikan.
Kedua, SPBU-Nelayan, dimana jumlah SPBU-N 9 unit, masih terkendala akses jauh mendapatkan BBM.
“Ketiga Pabrik Es, jumlah pelabuhan perikanan provinsi Banten yang memiliki pabrik es hanya ada dua pelabuhan perikanan yaitu PPN Karangantu dan PP Binuangeun dari 17 pelabuhan perikanan. Keempat, Pengembangan Wisata Bahari, salah satu fungsi pelabuhan perikanan sebagai wisata bahari seperti pelabuhan perikanan nusantara Karangantu yang lebih dikenal pantai Gope,” jelasnya. (y)