Payakumbuh, Matakata.co – Berbagai masalah sosial yang terjadi saat ini mesti menjadi perhatian semua pihak, karena hal ini merupakan ancaman dan tantangan bagi kemajuan serta kesejahteraan Kota Payakumbuh di masa yang akan datang.
Hal ini disampaikan Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat, Supardi saat memberikan arahan dalam acara Penyuluhan Sosial Keliling Program Dinas Sosial Provinsi Sumbar di Hotel Farabi, Kota Payakumbuh, Rabu (7/8).
Menurut Supardi, salah satu pemicu munculnya masalah sosial ini yaitu tingkat pengangguran yang tinggi. Apalagi menurutnya Payakumbuh masuk ke dalam lima besar jumlah pengangguran tertinggi.
“Tingginya angka pengangguran ini memberikan dampak negatif, yang menimbulkan kemiskinan, perilaku judi, narkoba, perceraian dan perilaku kejahatan negatif lainnya,” ujar Supardi.
Supardi mengatakan, pengangguran yang tinggi akan berdampak terhadap tingginya angka kriminalitas. Maka dari itu perlu langkah strategis dan sistematis dalam hal mengatasi permasalahan sosial ini, salah satunya adalah adanya penyuluhan sosial keliling untuk warga Kota Payakumbuh.
“Penyuluhan sosial keliling ini adalah salah wujud pemerintah daerah hadir di tengah masyarakat untuk memberikan bimbingan serta pelatihan untuk menjawab permasalahan yang ada. Penyuluhan sosial keliling ini merupakan harapan besar Dinas Sosial Provinsi Sumatera Barat terhadap Kota Payakumbuh terhadap permasalahan -permasalahan yang terjadi,” kata Supardi.
Supardi juga menyingung permasalahan maraknya kasus LGBT, pinjaman online, peredaran narkoba yang perlu menjadi perhatian semua pihak bagaimana menyelamatkan generasi penerus bangsa ini.
“Pemberantasan LGBT, pinjaman online dan penyalahgunaan narkoba menjadi ancaman serius bagi generasi muda saat ini. Allah dalam Al Qur’an memerintahkan kita tidak boleh membiarkan dan meninggalkan generasi yang buruk dalam menjaga kelangsungan hidup peradaban bangsa,” ingat Supardi.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Provinsi Sumbar yang diwakili oleh
Ketua Tim Pelaksana Kegiatan K2KRS, Rosyi Marina Devita mengatakan, dengan permasalahan sosial yang cukup kompleks, maka pemerintah membutuhkan kemitraan dengan masyarakat yang peduli dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
“Pemerintah harus bergandengan tangan dalam upaya mencegah dan menangani permasalahan sosial yang terjadi,” ungkapnya
Ia juga mengatakan, untuk hal ini perlu adanya penyebarluasan informasi berupa komunikasi motivasi dan edukasi kepada masyarakat baik secara lisan, tulisan maupun menggunakan alat peraga.
“Para peserta bimbingan penyuluhan sosial keliling perlu mendapatkan bekal ilmu agar dapat memberikan edukasi positif kepada masyarakat dalam kegiatan penyuluhan sosial keliling,” ujarnya.
Diketahui, peserta bimtek penyuluhan keliling ini adalah angkatan ke-14, dengan peserta berasal dari tokoh masyarakat, tokoh agama, karang taruna, dan PSM, dengan jumlah total sebanyak 65 orang peserta. (y)