Payakumbuh, Matakata.co – Rumah Gadang sebagai rumah adat masyarakat Minangkabau memiliki simbol-simbol yang tak hanya menyimpan makna budaya, tapi juga memberikan daya pikir bagi masyarakat saat ini dalam menciptakan kesejahteraan di segala lini kehidupan.
Hal itu dikatakan Ketua DPRD Sumbar, Supardi saat memberikan arahan dalam acara Penyuluhan Sosial Keliling Kota Payakumbuh di Agamjua, Payakumbuh, Rabu, (7/8).
“Ada banyak simbol makna budaya rumah gadang yang memberi kita daya pikir bagaimana menciptakan kesejahteraan dalam hidup, berkeluarga dan bermasyarakat di ranah minang,” kata Supardi.
Supardi mencontohkan, adanya rangkiang di Rumah Gadang merupakan simbol penyimpanan hasil panen, yang diperuntukkan bagi kebutuhan keluarga, kaum dan nagari.
“Keberadaan rangkiang telah mewaspadai kita untuk tidak terjadinya kelaparan di kemudian hari. Sebab, dalam rangkiang si tanggung lapa telah disiapkan cadangan padi,” ujarnya.
Selain itu, katanya, pembenihan untuk ditanam setelah panen juga telah disiapkan dengan adanya rangkiang kaciak.
“Nah, sekarang sebetulnya menurut filosofinya di negeri kita ini tidak mengenal yang namanya gizi buruk, kelaparan, pinjam sini pinjam sana dan lain sebagainya. Kelihatanya makna rangkiang tidak lagi menjiwai dan dijiwai oleh masyarakat kita hari ini,” ungkap Supardi.
Selain itu, katanya, di halaman rumah gadang itu juga ada halaman luas, ada kolam dan pohon beringin besar, surau tempat mengaji, yang juga memiliki makna filosofis yang dalam.
“Jika semua orang minang kembali memakai filosofi rumah gadang, tentunya berbagai kondisi sosial yang mencemaskan kita saat ini tidaklah akan menjadi sulit mencari solusinya,” kata Supardi
Menurutnya, persoalan sosial yang amat kritis saat ini di kota Payakumbuh antara lain, tingkat pengangguran, kemiskinan, perceraian dan penyalahgunaan narkoba, kenakalan remaja.
“Dan pemicu yang paling tinggi memengaruhi kondisi sosial masyarakat kota Payakumbuh adalah tingginya angka pengangguran. Karena itu mesti ada upaya nyata mengembangkan potensi sumberdaya manusia secara berkelanjutan, apakah lewat bintek, penyuluhan sosial dan pelatihan skill yang diminati. Sehingga aktifitas kreativitas masyarakat akan tumbuh melahirkan produk dan lapangan kerja sendiri,” harapannya. (y)