Payakumbuh, Matakata.co – Peradaban Maek menyimpan banyak misteri yang belum terungkap hingga saat ini. Cerita peradaban ini pun merupakan eksistensi keberadaan bagi Ranah Minang dan Sumatera Barat.
Hal itu disampaikan Ketua DPRD Sumatera Barat Supardi ketika membuka Diskusi Internasional Hasil Riset dan FGD dengan pembicara dari Mesir, Jepang dan Indonesia, di Aula Ngalau Indah Balaikota Payakumbuh, Minggu (14/7).
Supardi mengatakan, sejak 2022 lalu Maek ini memang seringkali dijadikan bahan diskusi oleh para tokoh dan dosen, dan menurutnya ini menjadi peluang dan potensi besar bagi masyarakat Maek.
“Para pakar peneliti dunia dan UGM telah memulai berbagai ekskavasi terhadap tengkorak yang ditemukan, namun belum menemui titik terang baik dalam DNA maupun masa usia keberadaan peradaban Maek. Walau begitu ini tetap jadi langkah yang bakal memperkenalkan Maek lebih dalam lagi,” ujar Supardi.
Dia pun menilai Festival Maek ini juga mendapat dukungan dari para arkeolog yang juga ingin mengungkap keberadaan peradaban kawasan seribu menhir ini.
“Jika ini terungkap tentunya membuka mata dunia internasional dan ini akan memberikan dampak baik bagi Luhak Limapuluh Kota,” ungkap Supardi.
Supardi menambahkan, peneliti UGM melakukan ekskavasi tengkorak Maek pada tahun 1985. Dan disisi lain pusat riset Brin juga melakukan ekskavasi tahun 2005 bahwa di Dagung-dangung ditemukan usia menhir pada abad 1- 8 sebelum Masehi.
“Ini jelas sebelum Islam belum masuk ke Indonesia. Dan saat ini masih menunggu hasil penelitian fosil tengkorak dari Maek di labor Australia. Tentu ini akan semakin memberi titik terang dari peradaban Maek ini,” katanya.
Sekdako Payakumbuh, Rida Ananda yang hadir pada kesempatan itu menyambut baik adanya kegiatan di kawasan Maek ini. Menurutnya dengan memperkenalkan sejarah dan segala hal di Maek ini akan memberitahukan kepada dunia bahwa ada bukti sejarah di Luhak Limapuluh Kota.
Kemudian, Kadis Kebudayaan Kabid Budaya minangkabau Dinas Kebudayaan Sumbar, Asril menilai Limapuluh Kota kaya dengan peninggalan sejarah. Nagari Maek di Kecamatan Bukit Barisan ini merupakan aset potensi besar wisata kebudayaan dan peradaban.
“Kegiatan diskusi Intenasional Hasil Riset merupakan rangkaian festival yang akan di selenggarakan di Nagari Maek nantinya pada tanggal 17 sampai 20 Juli 2024. Ketua DPRD Sumbar sosok Supardi sangat inten sekali tentang kebudayaan, adat istiadat dan lain -lain untuk memajukan Sumbar, kita bangga akan hal tersebut,” ujarnya. (y)