Padang, Matakataka.co – Unsur pimpinan DPRD Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) berkomitmen mendukung upaya Pemerintah Kota (Pemko) Padang dalam mempercepat penataan kawasan Kota Tua sebagai ikon pariwisata dan budaya.
Dukungan tersebut disampaikan dalam rapat koordinasi antara unsur pimpinan DPRD Sumbar dan jajaran Pemko Padang yang digelar Rabu (21/5).
Rapat tersebut dihadiri Wakil Ketua DPRD Sumbar Nanda Satria dan Iqra Chissa, serta Anggota DPRD dari Fraksi PDIP–PKB, Albert Hendra Lukman. Ketiganya merupakan wakil rakyat dari daerah pemilihan (Dapil) Kota Padang.
Wakil Ketua DPRD Sumbar Nanda Satria menegaskan bahwa pihaknya siap mendorong percepatan revitalisasi Kota Tua. Ia menyebut, dalam dua hingga tiga tahun ke depan, kawasan ini akan difokuskan untuk ditata lebih baik, sejalan dengan master plan yang telah disusun Pemerintah Provinsi.
“Kami siap mendukung penuh. DPRD Sumbar akan bahu-membahu agar Kota Tua bisa menjadi identitas Kota Padang yang bernilai historis dan memiliki daya tarik pariwisata berbasis budaya,” ujar Nanda.
Ia juga menambahkan bahwa pembangunan akan tetap memperhatikan kelayakan fisik bangunan di kawasan tersebut.
“Pastinya akan ada titik-titik tertentu yang tidak bisa direvitalisasi karena pertimbangan teknis dan historis, dan ini akan disesuaikan dalam pelaksanaannya,” tambahnya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Sumbar Iqra Chissa menegaskan pentingnya percepatan revitalisasi Kota Tua Padang sebagai bagian dari pelestarian sejarah dan penguatan fungsi kawasan tersebut sebagai destinasi wisata edukasi.
“Kota Tua memiliki nilai sejarah tinggi yang harus kita jaga. Revitalisasi ini bukan hanya soal fisik, tapi juga soal warisan budaya yang bisa dimanfaatkan sebagai sarana edukasi bagi generasi muda dan daya tarik wisata yang bernilai ekonomi. Sebagai wakil rakyat dari Dapil Kota Padang, kami akan memberikan dukungan penuh,” ujar Iqra.
Sementara itu, Anggota DPRD Sumbar dari Fraksi PDIP–PKB, Albert Hendra Lukman, menyatakan komitmen legislatif untuk mendukung pengembangan Kota Tua Padang melalui penganggaran yang terencana.
“Kami siap mengalokasikan anggaran. Namun tentu harus dimulai dengan pematangan master plan. Dengan begitu kita tahu persis area mana yang bisa dikembangkan dan mana yang harus dipertahankan,” ungkap Albert.
DPRD Sumbar menilai, keberadaan Kota Tua tidak hanya menjadi nilai tambah bagi wajah kota, tetapi juga menjadi potensi ekonomi yang bisa digerakkan melalui sektor pariwisata kreatif, seni budaya, dan UMKM lokal. (y9)