Padang, Matakata.co – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat melaksanakan rapat paripurna peringatan Hari Jadi Sumatera Barat ke-79, Selasa (1/10) di gedung dewan setempat.
Adapun tema peringatan Hari Jadi Sumatera Barat tahun ini yaitu ‘Maju dan Bermartabat’.
Selain jajaran pimpinan sementara dan anggota dewan, hadir dalam rapat tersebut, plt. Gubernur Sumbar serta Dr. Yusharto Huntoyungo yang mewakili Menteri Dalam Negeri (Mendagri) dan merupakan Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri.
Turut hadir dan ikut menyampaikan pidato, Dino Pati Djalal yang merupakan tokoh masyarakat Sumatera Barat yang telah malang melintang di kancah internasional dan nasional. Serta, Musliar Kasim, Guru Besar dan Rektor Universitas Baturrahmah Padang yang sarat pengalamannya di bidang pendidikan.
Kemudian hadir pula, Bupati/Walikota, Forkopimda, mantan pejabat Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, pimpinan organisasi keagamaan, organisasi sosial kemasyarakatan, ninik mamak, bundo kanduang dan berbagai undangan lainnya.
Ketua Sementara DPRD Sumatera Barat, Irsyad Safar mengatakan rapat paripurna tersebut menjadi puncak peringatan hari jadi tersebut.
Dalam rangka peringatan ini, Pemerintahan Sumatera Barat melaksanakan pula serangkaian kegiatan lain yang telah diselenggarakan sejak bulan September, diantaranya pameran produk KRPL dan pangan lokal, lomba film pendek sejarah berdiri Provinsi Sumatera Barat, Sumbar Alek, Pasa Ekraf dan Minang Foto, Minangkabau Bersepeda, Pekan Kebudayaan Daerah dan banyak yang lainnya.
Irsyad mengatakan peringatan Hari Jadi yang dilaksanakan setiap 1 Oktober diharapkan bukan hanya menjadi agenda seremoni saja.
“Kita juga mesti menjadikannya sebagai momentum untuk melakukan evaluasi dan refleksi komitmen kita terhadap daerah dan masyarakat yang kita cintai ini,” ujar Irsyad.
Ia mengatakan, hingga saat ini masih ada perdebatan di tengah-tengah masyarakat dan tokoh-tokoh adat, tentang mengapa tanggal 1 Oktober 1945 dijadikan tonggak lahirnya Sumatera Barat yang identik dengan masyarakat dan suku Minangkabau. Padahal Minangkabau sebagai sebuah entitas telah ada jauh sebelum lahirnya NKRI dan orang minang merupakan bagian penting dari terbentuknya NKRI.
M. Yamin, Bung Hatta, H. Agus Salim, Natsir dan banyak tokoh-tokoh yang berasal dari minangkabau lainnya, merupakan promotor-promotor dan penggerak terbentuknya NKRI ini. Sebanyak 16 orang pahlawan nasional dari Sumatera Barat yang ditetapkan oleh Pemerintah merupakan bukti nyata kontribusi dan peran penting masyarakat Sumatera Barat terhadap perjalanan NKRI ini.
“Oleh sebab itu, perlu kita pahami bersama, bahwa yang kita peringati pada hari ini adalah terbentuknya Provinsi Sumatera Barat sebagai kesatuan pemerintahan daerah sebagai bagian dari NKRI,” ujarnya.
Sebagai satu kesatuan masyarakat adat dengan filosofi ABS-SBK, lanjut Irsyad, Sumatera Barat telah ada jauh sebelum terbentuknya NKRI. Selain itu, Sumatera Barat menjadi bagian yang sangat penting dari perjalanan terbentuknya NKRI itu sendiri.
“Penatapan tanggal 1 Oktober 1945 sebagai tonggak lahir Provinsi Sumatera Barat, tentu tidak mengurangi esensi yang seutuhnya dari Minangkabau sebagai sebuah entitas dan etnis dengan filosofi ABS-SBK yang menjadi pandangan dan pegangan hidupnya,” katanya .
Nilai-nilai tersebut tetap ada dan akan terus ada dalam sanubari masyarakat minang yang ‘tak lakang dek paneh dan tak lapuk dek hujan’.
Ia mengatakan, di tengah-tengah hantaman gelombang globalisasi dan perkembangan teknologi informasi yang sangat masif saat ini, telah terjadi degradasi nilai-nilai, norma dan budaya, termasuk diantaranya nilai-nilai adat budaya minangkabau dengan filosofi ABS-SBK.
“Oleh karena itu kita perlu memperbaharui komitmen nilai-nilai yang kita anut tersebut secara terus menerus, agar tetap ada dan tetap terpatri di hati sanubari kita sebagai kita anak nagari,” ujarnya. (y)